5BERITA.COM, JAKARTA — Senin, 23 Desemberr 2024, penulis selaku mahasiswa Universitas Mercu Buana dari kelas mata kuliah umum Pancasila yang diampu oleh Dosen Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, S.Sos., M.T., CPR., CICS melakukan studi lapangan ke Kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat untuk memenuhi Tugas Besar 2 sesuai dengan Modul yang dipilih yaitu Berbhineka Global dalam Perspektif Pancasila.
Penulis terdiri dari Sabrina Alexandria Zepkova NIM 46124010099, Ismi Rahmania NIM 46124010096, Shafa Fathinah NIM 46124010043, Nazwa Khansa Chairunnisa NIM 46124010079, Diva Fadilah Ramadhani Zakariah NIM 46124010044, Dzaki Abherno NIM 43124010298.
Tergerak hati untuk menggali dan mencermati lebih dalam bagaimana konsep kebhinnekaan bisa bertahan di Pecinan Glodok dan terjaga hingga saat ini. Pecinan Glodok adalah kawasan akulturasi dari berbagai etnis seperti Tionghoa, Sunda, Betawi, dan Jawa. Semua di sini bersatu padu dalam suatu keberagaman berbasiskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Di Kawasan Pecinan Glodok banyak sekali keberagaman yang bersatu padu dari berbagai budaya, walaupun sangat kental dengan unsur budaya Tionghoa. Dari keberagaman tersebut penulis menyimpulkan adanya Bhinneka Global dalam Perspektif Pancasila yang sesuai dengan sila-sila Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam sila pertama ini digambarkan dalam kehidupan masyarakat di kawasan tersebut yang mayoritas beragama Buddha, namun menjunjung tinggi nilai Toleransi dari agama manapun.
“Menurut saya (Shafa Fathinah) Pecinan Glodok adalah tempat unik yang memiliki contoh dalam kebhinekaan global karena keragaman budaya dan tradisinya, seperti tradisi dan ritual keagamaan Tionghoa seperti Implek dan Cap Go Meh atau Kebudayaan kuliner yang memiliki makanan khas Tionghoa seperti Bakpia dan Siomay. Interaksi dan integritas antar warga, seperti penduduk Tionghoa yang hidup berdampingan dengan masyarakat lain. Perannya juga yang strategis dalam perekonomian dan pariwisata dan, pengaruh terhadap globalisasi dan perubahan sosial, seperti meningkatnya pariwisata dan kunjungan wisatawan internasional.” urai mahasiswa Psikologi Universitas Mercu Buana.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dalam sila ini interaksi sosial di Pecinan Glodok memperlihatkan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Komunitas Tionghoa dan kelompok etnis lain saling membantu dan menghormati perbedaan.
“Menurut saya (Ismi Rahmania) Kawasan Pecinan Glodok merupakan bukti nyata bahwa indahnya kebhinekaan yang ada di Indonesia, yang di mana budaya Tionghoa berakulturasi dengan tradisi lokal. Pecinan Glodok sebagai pusat sejarah dan budaya yang tidak hanya menawarkan wisata kuliner dan seni, tetapi juga menjadi simbol interaksi antarbudaya yang harmonis” ujar salah satu mahasiswa
3. Persatuan Indonesia, sila ini digambarkan bahwa meskipun memiliki latar belakang budaya dan etnis yang beragam, warga Pecinan Glodok tetap mengutamakan identitas prinsip persatuan bersama sebagai warga negara Indonesia.
“Menurut saya (Diva Fadhilah), Pecinan Glodok adalah tempat yang kaya akan budaya Tionghoa di Jakarta. Di sini, kita bisa menemukan berbagai tradisi, makanan, dan seni khas yang menunjukkan identitas masyarakat Tionghoa. Glodok juga mengajarkan kita pentingnya hidup rukun di tengah perbedaan. Bagi saya, tempat ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan dan saling menghormati, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengunjungi Glodok adalah pengalaman yang menyenangkan dan membuka wawasan tentang keberagaman di Indonesia.” urai mahasiswa Universitas Mercu Buana
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, kehidupan sosial di Pecinan Glodok banyak didasarkan pada dialog dan musyawarah untuk menjaga harmoni di tengah keberagaman. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah kerja sama antar komunitas dalam kegiatan budaya atau perayaan keagamaan.
“Menurut pandangan saya (Dzaky Abherno) Pecinan Glodok adalah pusat budaya Tionghoa di Jakarta yang menawarkan kekayaan budaya melalui festival, perayaan, seni, dan tradisi yang khas. Keberagaman budaya yang ada di Glodok mencerminkan semangat kebhinekaan yang diamanatkan oleh Pancasila, di mana setiap budaya dapat berkembang dan dihargai. Dengan memahami dan mengapresiasi keragaman yang ada di Pecinan Glodok, kita dapat melihat bagaimana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan memperkuat kebhinekaan sebagai kekayaan bangsa.” ujar mahasiswa Manajemen Universitas Mercu Buana
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Pecinan Glodok sebagai pusat perdagangan, memperlihatkan bagaimana akses ekonomi terbuka bagi semua, tanpa memandang latar belakang etnis. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan yang dicapai melalui partisipasi aktif seluruh warga. Dalam prinsip Bhinneka Global hal ini mencerminkan sila keadilan sosial yang juga penting dalam konteks internasional melalui ekonomi dan sosial.
“Pecinan glodok memang sangat bagus untuk dikunjungi, karena dari budaya nya disana yang bercampur sangatlah unik, walaupun tetap yang sangat terlihat budaya Tionghoa nya, namun pecinan glodok mempunyai berbagai macam tempat yang memang sangat bagus dan cocok untuk dikunjungi para turis. Pecinan glodok juga memiliki banyaknya kulineran dan pameran budayanya seperti Barongsai, yang dimana hanya ada disetiap hari minggu saja. Di pecinan glodok juga menjadi contoh yang nyata bahwa bhenika tunggal ika disana masih ada, hingga saat ini.” menurut Sabrina Alexandria Zepkova mahasiswa Universitas Mercu Buana
Keindahan Kebhinekaan di Kawasan Pecinan Glodok
Kawasan Pecinan Glodok memiliki sejarah menarik dengan banyaknya bangunan-bangunan arsitektur khas Tiongkok sehingga menjadikannya destinasi wisata sejarah yang unik.

Salah satunya adalah Pantjoran Tea House yang merupakan kedai teh legendaris sejak 1920-an. Kedai teh sekaligus restoran ini tidak jauh dari pasar Glodok. Bagian luar bangunan masih mengikuti bentuk asli, awalnya yaitu sebuah apotek bernama Tjung Hwa. Tentu tempat ini menjadi bagian dari sejarah masyarakat Jakarta.
Kemudian selain Kedai Pantjoran Tea House terdapat beberapa tempat menarik di Pecinan Glodok yang kami kunjungi, diantaranya:
*Pancoran Chinatown Point yang merupakan pusat perbelanjaan modern yang mengusung konsep Tionghoa dengan berbagai toko dan restoran.

“Menurut sudut pandang saya (Nazwa Khansa Chairunisa) Pecinan Glodok adalah sentra elektronik dan area cagar budaya masyarakat Tionghoa yang terletak di jakarta, ini merupakan tempat rekreasi, kuliner serta pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia. Tempat ini dinamakan Pecinan Glodok karna merujuk kepada sebuah wilayah kota di luar daerah Tiongkok yang mayoritas penghuninya adalah etnis Tionghoa. Popularitas Pecinan Glodok sebagi sentra bisnis sudah dikenal sejak masa kolonial” urai mahasiswa lain
* Aneka jajanan kaki lima yang dapat ditemukan di Gang Gloria

* Petak Enam merupakan Kawasan kuliner yang menyajikan berbagai hidangan Tionghoa dan non-Tionghoa.

* Klenteng Toa Se Bio merupakan Klenteng tertua di Jakarta yang memiliki arsitektur yang indah.
