5BERITA.COM, DEMAK – Sekelompok mahasiswa Administrasi Publik, FISIP menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema ‘Administrasi: Pendirian, Legalitas, dan Penguatan Kelembagaan Koperasi”, menjalankan program bertajuk PESONA KOPERASI (Penerangan Sosial Lewat Narasi Visual).
Program ini memfokuskan diri pada edukasi masyarakat tentang koperasi melalui pendekatan pemasaran digital berbasis media sosial. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di tiga desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yaitu Desa Purworejo, Margolinduk, dan Morodemak. Ketiganya dipilih karena menjadi wilayah binaan Koperasi Merah Putih yang masih menghadapi tantangan dalam hal digitalisasi dan pemahaman masyarakat terhadap koperasi. Proker ini menjadi upaya konkret mahasiswa dalam mendukung transformasi digital koperasi lokal. Meski fokus utama adalah pada media sosial, pendekatan luring juga diterapkan untuk menjangkau masyarakat yang tidak akrab dengan teknologi.
Di awal pelaksanaan, tim KKN memulai kegiatan dengan menyelenggarakan sosialisasi koperasi secara langsung kepada warga di ketiga desa tersebut. Dosen pengampu KKN Tematik Prof. Bulan Probowani menyatakan, “Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman dasar mengenai pentingnya koperasi sebagai wadah ekonomi kolektif. Meskipun pada awalnya mahasiswa hanya fokus program pada penyuluhan umum, kegiatan berkembang menjadi strategi pemasaran digital koperasi melalui media sosial, itu bagus sekali saya mengapresiasi”.
Poster-poster edukatif yang semula digunakan hanya sebagai alat bantu saat penyuluhan kemudian dikembangkan menjadi media fisik yang dibagikan langsung ke masyarakat. Poster-poster tersebut memuat konten visual edukatif mengenai manfaat koperasi dan cara bergabung sebagai anggota.
Infografis ini menjelaskan secara ringkas dan menarik mengenai pentingnya keberadaan Koperasi Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi desa. Koperasi merupakan organisasi yang dimiliki dan dikelola bersama oleh anggotanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya secara demokratis. Program ini hadir sebagai bagian dari upaya besar untuk memperkuat ekonomi desa, menciptakan lapangan kerja, menekan inflasi, hingga meningkatkan inklusi keuangan.
Theresia dan tim juga merancang berbagai template konten visual untuk memudahkan pengurus koperasi melanjutkan pengelolaan media sosial secara mandiri. Upaya ini tidak hanya mendorong eksistensi koperasi di ranah digital, tetapi juga meningkatkan interaksi koperasi dengan calon anggota dan konsumen potensial. Kehadiran media sosial dianggap sebagai sarana modern yang mampu memperluas jangkauan pemasaran koperasi ke luar daerah. Inisiatif ini menjadi langkah awal digitalisasi yang mudah diterapkan oleh pengurus koperasi lokal.
Meski demikian, pelaksanaan program tidak lepas dari hambatan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan kemampuan teknis pengurus koperasi dalam memahami cara mengelola konten media sosial secara optimal. Beberapa pengurus mengaku masih kesulitan dalam menggunakan platform digital seperti Instagram dan Facebook. Kondisi ini memaksa tim KKN untuk memberikan pelatihan dasar penggunaan media sosial dan pembuatan konten digital.
Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan cara menggunakan template, menulis caption yang menarik, serta menjadwalkan unggahan secara berkala. Tim juga menyediakan panduan tertulis dan video tutorial untuk memastikan kelangsungan pengelolaan media setelah masa KKN selesai. Komitmen tim untuk memberdayakan pengurus koperasi terlihat dari pendekatan edukatif yang sabar dan inklusif.
Tindak lanjut dari program ini, selain dengan melakukan sosialiasi door to door, tim KKN juga membuat video tutorial pengelolaan media sosial koperasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas pengurus. Video ini berfungsi sebagai panduan praktis yang dapat diputar ulang oleh pengurus saat dibutuhkan.
Selain itu, konten-konten edukatif yang sudah dibuat selama KKN dikompilasikan ke dalam folder digital dan diserahkan kepada pihak koperasi untuk digunakan dalam promosi jangka panjang. Diharapkan, pengurus koperasi dapat lebih percaya diri dan mandiri dalam menjalankan kampanye digital setelah program berakhir.
Tak hanya itu, poster fisik yang telah disebarkan juga tetap menjadi media bantu pemasaran yang dapat digunakan dalam kegiatan lapangan atau bazar desa. Kombinasi strategi daring dan luring ini memperlihatkan fleksibilitas dan keberlanjutan dari program PESONA KOPERASI.
“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya program sosialisasi mengenai koperasi merah putih ini, para mahasiswa mampu menjelaskan ke kami dengan bahasa yang sederhana, sehingga mudah dimengerti dan diaplikasikan nantinya.’ Ujar Ibu Fitri, salah satu warga dalam foto tersebut.
Inisiatif penyebaran poster fisik merupakan bentuk kreativitas yang lahir dari kebutuhan mendesak untuk menjangkau masyarakat yang masih “gaptek”. Melalui penyuluhan langsung dan komunikasi dua arah, masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap konsep koperasi dan manfaat yang ditawarkannya. Hal ini terlihat dari meningkatnya antusiasme warga dalam mengikuti kegiatan dan bertanya tentang cara menjadi anggota koperasi.
Proker ini tidak hanya berdampak pada koperasi yang dibina, tetapi juga meningkatkan kepekaan sosial mahasiswa terhadap tantangan pembangunan di pedesaan. Melalui pendekatan kolaboratif dan edukatif, program PESONA KOPERASI menunjukkan bahwa penguatan kelembagaan koperasi bukan hanya soal regulasi dan struktur, tetapi juga menyentuh aspek komunikasi, pemasaran, dan pemahaman masyarakat secara menyeluruh.
Perpaduan antara teknologi digital dan metode tradisional menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap koperasi. Program ini layak dijadikan contoh untuk pelaksanaan KKN tematik lainnya yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.