Biar Gaji Tidak Sekadar Numpang Lewat: Kelola Keuangan dengan Bank Syariah

Biar Gaji Tidak Sekadar Numpang Lewat: Kelola Keuangan dengan Bank Syariah
Ilustrasi seseorang yang mengelola keuangannya melalui bank untuk mencapai kestabilan finansial sesuai prinsip syariah. Sumber foto: www.freepik.com

5BERITA.COM, Bogor — Fenomena gaji atau pendapatan yang terasa cepat habis setelah diterima bukanlah hal asing yang dialami banyak orang. Di era yang serba digital ini, berbagai kemudahan transaksi dan maraknya promosi secara daring sering kali membuat seseorang abai terhadap pengeluarannya. Akibatnya, walaupun seseorang sudah memiliki pendapatan tetap, tetapi masih banyak yang merasa sulit menabung dan mengelola keuangan secara efektif.

Padahal, dalam perspektif Islam, mengatur keuangan tidak hanya soal efisiensi atau perencanaan finansial, tetapi juga dinilai dari keberkahannya. Harta bukan semata alat tukar, tetapi juga amanah yang harus dijaga dan dikelola sesuai prinsip syariah agar membawa manfaat bagi pemiliknya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman serta sistem keuangan yang dapat membantu masyarakat untuk mengatur rezeki secara halal, bijak, dan berkelanjutan. Salah satu solusi untuk mengatur keuangan yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan layanan bank syariah.

Bacaan Lainnya

Prinsip Dasar Pengelolaan Keuangan Syariah

Islam menekankan prinsip tawazun (keseimbangan) dalam mengelola harta: tidak israf (pemborosan), tidak pula berlebihan dalam menahan pengeluaran. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”

(QS. Al-Isra’: 26)

Ayat ini menjadi pengingat bagi seorang muslim agar tidak boros dan memastikan hartanya selalu dikeluarkan di jalan yang benar. Dengan demikian, setiap muslim dituntut untuk mampu mengatur keuangannya dengan baik serta menghindari transaksi haram agar seimbang antara kebutuhan pribadi, tanggungan keluarga, serta kewajiban sosial seperti zakat, infaq dan sedekah.

Dengan pengelolaan keuangan yang baik, akan mencerminkan rasa syukur dan tanggung jawab atas rezeki yang diberikan Allah Ta’ala. Dalam pembahasan ini, bank syariah memiliki peran penting sebagai lembaga keuangan yang membantu masyarakat mengelola keuangan dengan cara yang sesuai syariat.

Peran Bank Syariah dalam Pengelolaan Keuangan Pribadi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam laman resminya menjelaskan bahwa perbankan syariah harus beroperasi dalam koridor prinsip keadilan, kemitraan, transparansi, dan universalisme. Berbeda dari bank konvensional yang berbasis bunga (riba), bank syariah menggunakan akad-akad halal seperti mudharabah (bagi hasil), wadiah (titipan), murabahah (jual beli) dan ijarah (sewa). Sistem dalam bank syariah juga memastikan bahwa setiap transaksi memiliki landasan yang jelas serta bebas dari unsur riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi).

Selain itu, layanan bank syariah kini juga telah diperkuat oleh perkembangan digital. Berbagai layanan seperti tabungan otomatis, pemisahan rekening untuk dana tertentu, investasi halal, hingga pengelolaan dana zakat dan infaq dapat diakses secara daring melalui aplikasi perbankan. Dengan demikian, bank syariah tidak hanya berperan sebagai tempat menyimpan uang, tetapi juga memudahkan umat Islam dalam mengelola harta tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam.

Langkah Praktis Mengelola Gaji Secara Syariah

Ada beberapa langkah sederhana mengelola gaji dengan bantuan perbankan syariah, antara lain:

  1. Menggunakan rekening bank syariah. Untuk menyimpan pendapatan, arus pemasukan dan pengeluarannya dapat dipantau dengan baik, serta terhindar dari transaksi ribawi.
  2. Membuat alokasi keuangan bulanan. Pisahkan dana untuk kebutuhan pokok, tabungan, sedekah, dan dana darurat, dapat dilakukan secara manual maupun digital. Secara digital, tabungan dapat dibuat pada bank syariah melalui akad wadiah yad dhammah (titipan) dan mudarabah (bagi hasil).
  3. Menghindari pembiayaan konsumtif. Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan produktif yang mendatangkan manfaat jangka panjang. Misalnya dengan mengelola dana dalam investasi halal seperti sukuk dan reksa dana syariah.
  4. Menunaikan zakat atau infak secara rutin. Sebagai bentuk penyucian harta dan tanggung jawab sosial terhadap sesama. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa aplikasi perbankan syariah, karena fitur tersebut dapat diakses secara mudah disana.

Kedisiplinan yang dibantu oleh layanan bank syariah dalam angkah-langkah tersebut, akan membantu seseorang mengelola hartanya agar lebih optimal, berkah dan terhindar dari nilai-nilai yang dilarang dalam Islam.

Penutup

Mengelola keuangan dengan prinsip syariah bukan sekadar upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat, tetapi juga wujud rasa syukur dan menjaga amanah atas rezeki yang diberikan Allah Ta’ala.

Kehadiran bank syariah sebagai mitra terpercaya, turut membantu masyarakat untuk mengelola, mengatur, menyimpan, dan mengembangkan harta dengan cara yang halal dan penuh keberkahan. Dengan pengelolaan yang tepat, gaji tidak akan sekadar “numpang lewat”, tetapi tumbuh menjadi sarana kebaikan yang memberi manfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakat luas.

Refrensi:

Penulis: Shanum Ayesa Gasyari, Mahasiswa Universitas Tazkia

Editor: Nur Ardi, Tim 5Berita.com

Pos terkait