5BERITA.COM, Kabupaten Semarang — Pendidikan dasar adalah fondasi/dasar utama bagi pembentukan karakter seorang anak. Di jenjang Sekolah Dasar (SD), tidak hanya pengetahuan akademis yang penting, tetapi juga penanaman nilai-nilai luhur seperti sopan santun.
Kebiasaan bersopan Pendidikan Karakter dan Sopan Santun
Pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk menumbuhkan nilai-nilai moral dan etika pada diri peserta didik. Hal ini mencakup integritas, tanggung jawab, empati, dan sikap hormat. Salah satu pilar:
- Penggunaan kata-kata yang baik: Mengucapkan “tolong”, “terima kasih”, dan “maaf” secara tulus.
- Sikap menghormati: Berdiri saat guru masuk kelas, tidak memotong pembicaraan, tidak menggunakan nada suara yang tinggi dan murah senyum.
Santun di lingkungan sekolah, baik dalam bertutur kata maupun bersikap, memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter yang baik dan beretika. Utamanya adalah sopan santun, yang mencerminkan penghargaan terhadap orang lain. Di sekolah, sopan santun diwujudkan melalui perilaku positif dengan membantu teman yang kesulitan, menjaga kebersihan, menghargai perbedaan, serta penuh kasih sayang terhadap sesama.
Dampak Kebiasaan Sopan Santun pada Karakter Anak
Membiasakan anak-anak di SD untuk bersopan santun memberikan dampak positif yang berkesinambungan:
Meningkatkan Empati dan Toleransi
Ketika anak terbiasa menggunakan bahasa yang santun, mereka secara tidak langsung belajar untuk memahami perasaan orang lain dan menghargai keberadaan mereka. Mereka menyadari bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk menyakiti atau menyenangkan. Ini adalah langkah awal menuju toleransi dan empati, yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis, serta nyaman.
Mengembangkan Rasa Hormat dan Disiplin
Sikap sopan santun mengajarkan anak untuk menghormati figur otoritas seperti guru dan orang tua, serta teman sebaya. Kebiasaan ini juga melatih kedisiplinan dalam mengikuti norma dan aturan sosial. Seorang anak yang terbiasa disiplin dalam bersikap dan berbicara akan lebih mudah beradaptasi dengan berbagai situasi dan lingkungan di masa depan.
Membentuk Kepercayaan Diri yang Positif
Anak yang bersikap sopan santun cenderung disukai dan dihargai oleh teman dan guru. Pengakuan positif ini akan menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Mereka merasa aman dan diterima, yang memungkinkan mereka untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar dan bersosialisasi. Kepercayaan diri yang dibangun dari perilaku positif lebih kokoh daripada yang berasal dari pencapaian akademis semata.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif
Di kelas yang dipenuhi siswa yang saling menghormati, proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Guru dapat mengajar dengan tenang, dan siswa merasa nyaman untuk bertanya atau berdiskusi. Lingkungan yang kondusif ini mengurangi konflik dan intimidasi, serta mempromosikan kerjasama dan kolaborasi.
Peran Guru dan Orang Tua
Pembiasaan sopan santun tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Kolaborasi antara guru dan orang tua sangatlah krusial.
Guru berperan sebagai teladan. Dengan bersikap dan berbicara sopan, guru memberikan contoh nyata yang dapat ditiru oleh siswa. Guru juga bisa memasukkan nilai-nilai sopan santun dalam setiap mata pelajaran.
Orang tua harus melanjutkan pembiasaan ini di rumah. Mereka perlu mengawasi penggunaan bahasa anak, memberikan nasihat, dan menjadi contoh yang baik dalam interaksi sehari-hari.
Kesimpulan
Menjadikan sopan santun sebagai kebiasaan sehari-hari dilingkungan Sekolah Dasar adalah investasi jangka panjang untuk masa depan anak. Melalui pembiasaan ini, anak-anak tidak hanya menjadi cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, berbudi pekerti luhur, dan siap menjadi anggota masyarakat yang beradab. Pendidikan karakter melalui sopan santun adalah fondasi penting untuk membentuk generasi penerus yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki integritas dan empati yang tinggi.
Penulis: Annys Alcorina (137242004), Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Komputer dan Pendidikan, Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran.






