5BERITA.COM, SEMARANG – Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Tim 121 dan Tim 149 Kelompok 9 menyelenggarakan kegiatan pembentukan dan penyusunan sistem tanggap darurat terpadu di lingkungan kampus UNDIP.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (16/5/2025) dalam bentuk pertemuan kolaboratif bersama mitra strategis dan unit terkait di Ruang pertemuan LPPM Undip (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Diponegoro) Gedung ICT Centre, Lantai 4.
Dalam forum ini, diperkenalkan inisiatif pembentukan HERO (Helpline and Emergency Responses Operation) sebagai sistem respons darurat berbasis kampus.
Pembentukan HERO dilatarbelakangi oleh belum adanya sistem terpadu yang secara holistik menangani kedaruratan di UNDIP. Selama ini, penanganan insiden masih bersifat sektoral dengan koordinasi yang terbatas antarunit seperti K3L, RSND, satuan keamanan, dan organisasi mahasiswa. Hal ini menyebabkan penanganan darurat berpotensi lambat dan tidak efisien.
Tim HERO UNDIP hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan membangun sistem yang terkoordinasi, responsif, dan kolaboratif. Sistem ini dirancang untuk melibatkan berbagai unit di lingkungan kampus serta organisasi mahasiswa, dengan peran yang saling terintegrasi mulai dari kesiapsiagaan medis, teknis, evakuasi, hingga pengelolaan informasi dan relawan.
Adapun mitra yang tergabung dalam kolaborasi ini meliputi Diponegoro Disaster Assistance and Response Team (D-DART), Unit Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), satuan keamanan kampus, serta organisasi mahasiswa seperti BEM, HIMA, dan sejumlah UKM terkait.
Setiap mitra memiliki peran penting, mulai dari penanganan lapangan hingga pendampingan teknis, komunikasi darurat, serta edukasi dan sosialisasi.
Pertemuan pembentukan ini berlangsung secara aktif dan partisipatif. Seluruh pihak yang hadir turut terlibat dalam diskusi, menyampaikan gagasan, serta menyepakati kontribusi masing-masing dalam mendukung berjalannya sistem ini.
Tim KKN-T juga memaparkan visi dan misi HERO sebagai sistem penanganan darurat kampus yang menekankan integrasi, keberlanjutan, dan ketangguhan kampus.
Ketua kelompok 9 KKN-T 121 &149, Nurul Afiatna Nafisah, menyampaikan harapannya terhadap program ini. “Kami berharap HERO dapat menjadi wadah kolaborasi yang nyata dan terus berkelanjutan, bukan hanya saat terjadi insiden, tetapi juga dalam membangun budaya kampus yang siaga dan peduli terhadap keselamatan,” ujar Nurul.
Sementara itu, Ketua D-DART UNDIP, Ns. Nur Hafizhah Widyaningtyas, S.Kep., M.Kep, menyampaikan dukungannya terhadap program HERO. Ia menekankan pentingnya keberadaan sistem yang dapat menyatukan berbagai sumber daya yang telah ada.
“Memang selama ini kesulitannya bukan karena kurangnya sumber daya, tapi karena belum adanya sistem integrasi yang mewadahi semua pihak untuk bekerja sama secara terpadu,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan ini, sistem HERO akan resmi diluncurkan pada Rabu, 26 Juni 2025, bertepatan dengan pelaksanaan TPST Day di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) UNDIP. Peluncuran ini menjadi momen peresmian HERO sebagai sistem tanggap darurat resmi yang akan beroperasi dan berkontribusi aktif di lingkungan kampus UNDIP.
Kegiatan ini menjadi awal dari implementasi sistem tanggap darurat kampus yang lebih kuat dan terstruktur. Mahasiswa KKN-T berharap HERO dapat menjadi tonggak awal terbentuknya budaya kesiapsiagaan di lingkungan universitas, serta mendorong terciptanya kampus yang aman, responsif, dan resilien dalam menghadapi berbagai bentuk keadaan darurat.