Mahasiswa UPGRIS Ikuti Program Internasional ICS di Bantul, Kolaborasi Empat Negara Wujudkan SDGs

Mahasiswa UPGRIS Ikuti Program Internasional ICS di Bantul, Kolaborasi Empat Negara Wujudkan SDGs
Mahasiswa dan dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berfoto bersama peserta dalam acara International Community Service (ICS) di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini berfokus pada implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) melalui kunjungan ke UMKM lokal seperti Batik Giriloyo, Kerajinan Wayang, dan produksi Wedang Uwuh.

5BERITA.COM, Yogyakarta — Sebanyak 44 mahasiswa dan dosen dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengikuti acara International Community Service (ICS) yang diselenggarakan selama tiga hari, mulai 19 hingga 22 Mei 2025, di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Acara ini diikuti oleh 35 kampus dari empat negara yang berkolaborasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pengimplementasian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Bacaan Lainnya

Kabupaten Bantul dikenal kaya dengan potensi budaya, alam, dan ekonomi, namun masih menghadapi berbagai tantangan seperti kemiskinan, keterbatasan akses pendidikan dan kesehatan, serta isu lingkungan.

Program ICS ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan multidisipliner yang melibatkan perguruan tinggi, lembaga internasional, dan komunitas lokal, sebagai model pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Para peserta program mengunjungi berbagai objek berbasis komunitas di Bantul, di antaranya Batik Giriloyo, Kerajinan Rajut (Knitting Crafts), Kelompok Wanita Tani, Kerajinan Wayang, serta produksi Herbal Tea Production (Teh Gurah), Wedang Uwuh, dan Kerajinan Bambu.

Selain itu, mereka juga berkunjung ke Pustaka Desa Wukirsari, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Wukirsari, SMPN 3 Imogiri, serta lokasi produksi Keripik Sagu Imogiri.

Salah satu lokasi yang menarik perhatian adalah produksi wedang uwuh dan wayang kulit. Wedang uwuh merupakan minuman tradisional khas Yogyakarta yang terbuat dari campuran rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, cengkeh, kayu secang, dan gula batu, yang menghasilkan warna merah serta aroma yang menyegarkan.

Wayang kulit merupakan salah satu warisan budaya ikonik Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai mahakarya warisan budaya dunia. Dengan sejarah panjang dan nilai filosofis yang mendalam, wayang kulit telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Mahasiswa UPGRIS melakukan sosialisasi bersama pemilik usaha dan menyaksikan langsung proses produksi. Kegiatan ini memberikan wawasan bagi mahasiswa mengenai praktik bisnis sekaligus pentingnya menghargai kebudayaan berkelanjutan yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Delegasi dari Inggris mengaku mendapatkan pengalaman berharga dan inspiratif untuk menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam aktivitas sosial dan akademik mereka. Acara ini juga memperkuat jaringan internasional serta kerja sama antar kampus dalam mengembangkan solusi berbasis komunitas.

Melalui program ICS, para peserta membawa pulang ilmu, pengalaman, dan semangat untuk berkontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat di daerah asal masing-masing.

Editor: Nur Ardi, Tim 5Berita.com

Pos terkait