Mahasiswa KKN Undip Sosialisasikan Mengenai Bahan Makanan Berbahaya kepada Warga Desa Sukorejo Sragen

Mahasiswa KKN Undip Sosialisasikan Mengenai Bahan Makanan Berbahaya kepada Warga Desa Sukorejo Sragen
Foto bersama Clara Beby Calista dengan peserta penyuluhan dari kelompok ibu-ibu PKK Desa Sukorejo seusai kegiatan edukatif tentang bahaya bahan kimia berbahaya pada pangan, sebagai bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan konsumsi pangan yang sehat dan aman.

5BERITA.COM, SRAGEN – Mahasiswi Universitas Diponegoro, Clara Beby Calista, yang tergabung dalam Tim II KKN Tahun 2025 kelompok KKNT-IDBU 42 menggelar penyuluhan bertema “Kenali dan Hindari Penyalahgunaan Bahan Kimia Berbahaya pada Pangan” di Balai Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen pada Kamis (3/7/2025).

Kegiatan ini dilaksanakan dengan arahan Ketua Pelaksana Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM, dan menyasar ibu-ibu PKK sebagai kelompok strategis dalam pengelolaan pangan rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat dalam upaya meningkatkan literasi pangan sehat, khususnya bagi kalangan ibu-ibu PKK sebagai garda terdepan dalam pengelolaan konsumsi rumah tangga.

Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai bahaya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, dan Rhodamin B pada produk pangan yang beredar di pasaran.

Tidak sedikit masyarakat yang masih kurang menyadari bahwa beberapa makanan yang tampak segar dan menarik justru mengandung zat kimia berbahaya yang berdampak serius terhadap kesehatan, seperti gangguan ginjal, kerusakan hati, bahkan risiko kanker.

Mahasiswa KKN Undip Sosialisasikan Mengenai Bahan Makanan Berbahaya kepada Warga Desa Sukorejo Sragen
Clara Beby Calista, mahasiswi Universitas Diponegoro, tengah menyampaikan materi penyuluhan “Kenali dan Hindari Penyalahgunaan Bahan Kimia Berbahaya pada Pangan” kepada para ibu PKK di Balai Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Kamis (3/7/2025).

Dalam sesi edukasi, dijelaskan secara rinci bagaimana ciri-ciri makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat dikenali. Formalin misalnya, kerap disalahgunakan untuk membuat makanan tampak segar lebih lama, sering ditemukan dalam tahu dan ikan asin, yang biasanya keras, berbau menyengat, dan tidak dihinggapi lalat.

Sementara boraks, yang semestinya digunakan dalam industri non-pangan, sering disalahgunakan dalam pembuatan bakso, mie basah, kerupuk, dan cilok agar teksturnya lebih kenyal dan tidak cepat basi.

Makanan tersebut terlihat menggoda, padahal membahayakan bila dikonsumsi dalam jangka panjang. Lalu, makanan yang mengandung pewarna tekstil seperti Rhodamin B, ditemukan pada makanan seperti gulali dan es yang berwarna sangat mencolok, seperti merah menyala atau hijau terang, dan meninggalkan noda pada tangan atau wadah.

Selain itu, dijelaskan pula bagaimana tips memilih bahan pangan yang aman konsumsi. Di antaranya adalah memperhatikan warna yang wajar, aroma yang segar dan alami, serta tekstur yang sesuai. Ditekankan bahwa bahan pangan yang baik tidak selalu harus terlihat paling menarik di mata. “Justru makanan yang terlalu mencolok perlu diwaspadai,” ujarnya di hadapan peserta.

Ia menambahkan bahwa warna yang terlalu terang atau tampilan yang tidak alami sering kali menjadi indikator adanya bahan tambahan berbahaya seperti pewarna sintetis. Oleh karena itu, diharapkan lebih bijak dalam memilih makanan, dengan tidak hanya mengandalkan penampilan visual semata.

Penyuluhan ini diharapkan mampu membekali para ibu rumah tangga dengan pengetahuan praktis dalam memilih pangan sehat untuk keluarga.

Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, diharapkan agar masyarakat Desa Sukorejo menjadi lebih waspada dan selektif dalam mengonsumsi makanan sehari-hari, serta mampu menjadi agen edukasi bagi lingkungan sekitarnya.

Editor: Nur Ardi, Tim 5Berita.com

Pos terkait