5BERITA.COM, Malang – Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan terus digencarkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Salah satunya terlihat dalam kegiatan edukasi kesehatan yang dilaksanakan di Desa Lumbangsari, Kabupaten Malang, dengan mengusung tema “Edukasi Hipertensi dan Gerakan Hidup Sehat dengan Jamu Jahe”.
Program ini melibatkan lima mahasiswa UMM, yaitu Syafiratun Khafiuz Zain, Siti Nur Arlizah Septiani, Jihan Wiridtama Arifin, Ulil Mauhfiroh, dan Dian Hani Dwianti. Mereka didampingi oleh dosen pembimbing lapangan, Aulia Zakia, S.P., M.Si., yang turut memberikan arahan. Melalui aksi nyata ini, mahasiswa berupaya menerapkan hasil penelitian dan pengetahuan akademik langsung ke tengah masyarakat.
Seiring perkembangan zaman, pola hidup masyarakat banyak mengalami perubahan. Pola makan yang tidak seimbang, minimnya aktivitas fisik, serta tingginya konsumsi makanan cepat saji memicu meningkatnya kasus penyakit tidak menular, termasuk hipertensi. Penyakit ini tidak lagi hanya menyerang kelompok usia lanjut, tetapi juga masyarakat usia produktif.
Hipertensi sering kali disebut sebagai silent killer karena tidak selalu menimbulkan gejala, namun berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, hingga gagal ginjal. Fakta ini menjadi alasan utama mahasiswa UMM memilih topik edukasi hipertensi sebagai salah satu fokus kegiatan PMM.
Dalam sesi edukasi yang digelar di rumah Ketua PKK RT 05 Desa Lumbangsari, Ibu Mimik Presdianti, mahasiswa menyampaikan penjelasan mengenai pengertian, gejala, dan cara pencegahan hipertensi. Warga diajak memahami pentingnya pola hidup sehat, mulai dari menjaga asupan makanan, rutin berolahraga, menghindari stres berlebih, hingga melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.

Selain edukasi hipertensi, mahasiswa UMM juga memperkenalkan jamu jahe sebagai alternatif terapi komplementer. Dalam sesi praktik, mahasiswa menjelaskan cara membuat jamu jahe dengan bahan sederhana yang mudah ditemukan, seperti jahe segar, jeruk nipis, dan gula merah.
Tidak hanya teori, warga juga diberi kesempatan untuk mencicipi jamu jahe yang telah diracik sebelumnya. Dengan begitu, mereka bisa langsung merasakan rasa sekaligus manfaat dari minuman tradisional tersebut.
Mahasiswa menjelaskan bahwa jahe memiliki banyak khasiat, di antaranya melancarkan peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh, menghangatkan badan, hingga membantu menurunkan tekanan darah. Sesi ini sekaligus menjadi ajang untuk menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap jamu sebagai warisan budaya bangsa.

Program yang dilaksanakan ini mendapat sambutan positif dari warga Desa Lumbangsari. Masyarakat merasa mendapatkan pengetahuan baru, baik mengenai bahaya hipertensi maupun manfaat jamu tradisional. Beberapa warga bahkan menyatakan ketertarikan untuk mempelajari lebih dalam cara meracik jamu secara mandiri agar bisa dikonsumsi rutin di rumah.
Menurut mahasiswa PMM, hal ini menjadi indikator keberhasilan kegiatan karena tidak hanya meningkatkan literasi kesehatan, tetapi juga mendorong masyarakat untuk lebih mandiri menjaga kesehatannya. Edukasi yang dilakukan tidak berhenti pada penyampaian informasi, melainkan juga membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga kesehatan bisa dilakukan dengan cara sederhana dan alami.
Mahasiswa berharap kegiatan ini tidak hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga dapat berkelanjutan. Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat, diharapkan angka penderita hipertensi dapat ditekan. Selain itu, pelestarian jamu tradisional diharapkan kembali populer sebagai pilihan gaya hidup sehat di tengah derasnya arus modernisasi. Melalui aksi nyata ini, mahasiswa UMM membuktikan bahwa kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan kearifan lokal dapat berjalan seiring.






